Jumat, 03 Januari 2014

RINGKASAN AUDIT (Tugas Bahasa Indonesia 2 catatan Kaki & Kutipan)

Nama : Dinara Inargea
Npm : 22211147
Kelas : 3EB25

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat tuhan yang maha pemurah, karena berkat kemurahanNya tugas ini dapat saya selesaikan. Dalam tugas ini saya membahas mengenai "RINGKASAN AUDIT", yang merupakan laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas. dan sekaligus menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah "Bahasa Indonesia"

Dalam proses pembelajaran materi ini, tentunya kami mendapatkan, arahan, koreksi dan saran untuk itu rasa terimakasih saya ucapkan sedalam-dalamnya saya sampaikan.

Demikian tugas ini saya buat semoga bermanfaat,



Bekasi, Januari  2014

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Auditing merupakan pemberian nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah di dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1.       Pengertian auditing menurut beberapa ahli
2.       Jenis jenis auditing

1.3 Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
1.       pengertian audit menurut beberapa ahli  
2.       mengetahui jenis-jenis auditing
3.       serta mengetahui  fungsi audit


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 AUDITING
Pengertian audit
Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

Ada beberapa pendapat pengertian auditing yaitu
Menurut Alvin A. Arens, dan James K. Loebbecke [2]
”auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information ang established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.
 Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke, AUDITING An Integrated Approach, seventh edition, PRENTICE HALL, hlm. 2

Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Panny, (2012: 4)
 “In a financial statement audit, the auditors undertake to gather evidence and provide a high level of assurance that the financial statements follow generally accepted accounting principles, or some other appropriate basis of accounting. An audit involves searching and verifying the accounting records and examining other evidence supporting the financial statement. By gathering information about the cimpany and its environment, including internal control; inspection documents; observing asssets; making inquiries within and outside the company; and performing other auditing procedures, the auditors will gather the evidence necessary to issue and audit report. That audit report states that it is the auditors’ opinion that the financial statements follow generally accepted accounting prinsiples”.

2.2 JENIS-JENIS AUDIT
Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas:
  1. Pemeriksaan Umum (General Audit)Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Sukrisno Agoes, AUDITING, Edisi 4 Buku 1, Salemba Empat, hlm. 4

Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan publik atau SIA atau Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etik Profesi Akuntan Publik serta Standar pengendalian Mutu.

2.   Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan

2.3 Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas:

Management Audit (Operasional Audit)

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk,kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukansecara efektif, efisien dan ekonomis.

Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)
                Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, bai yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak eksternal . pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun Bagian Internal Audit.

Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian Internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadapkebijakan manajemen yang telah ditentukan. Pemeriksaan yang dilakukan internalauditor biasanya lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan olek KAP. Internal auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap     kewajaran laporan keuangan, karena pihak-pihak di luar perusahaan menganggap bahwa internal auditor, yang merupakan orang dalam perusahaan, tidak independen.

Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya            dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP) System. Ada 2 metode yang     bisa dilakukan auditor.

2.4 Elemen
Persyaratan
Contoh Prosedur
Indenpendensi, integritas, dan objektivitas
Semua petugas audit harus memelihara sikap indpenden baik dalam kenyataan maupun dalam penampilan, melaksanakan seluruh tanggungjawab profesioanal dengan integritas yang tinggi, dan memelihara objektivitas dalam menjalankan tanggungjawab profesionalnya.
Setiap partner dan staf harus menjawab “kuesioner mengenai independensi setiap tahun, yang antara lain berkaitan dengan pemilikan saham dan keanggotaan sebagai dewan direksi.
Sumber:  Alvin A.Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasly, Auditing and Assurance Services, An Integrated Approach, 13th Edition, 2011, Prentice Hall Halaman 38.

2.5 Manajemen Personalia
Perusahaan harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan keyakinan memadai bahwa:
  1. Seluruh staf baru harus mempunyai kualifikasi yang cukup agar dapar melakukan tugasnya dengan kompeten.
  2. Tugas diberikan keepada staf yang mempunyai pelatihan teknis dan keahlian yang cukup.
  3. Semua staf harus mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan dengan kegiatan pengembangan profesi agar dapat memenuhi tanggungjawab yang diberikan.
  4. Staf yang dipromosikan dalam jabatan yang lebih tinggi, telah memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk memenuhi tanggungjawab yang diberikan.
  5. Setiap staf profesional harus dievaluasi untuk setiap penugasan audit, dengan menggunakan laporan evaluasi penugasan individual perusahaan.
  6. Penerimaan dan keberlanjutan klien dan penugasan
  7. Perusahaan harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memutuskan apakah akan menerima klien baru atau mempertahankan klien lama.
  8. Kebijakan dan prosedur ini harus bisa mengurangi risiko yang timbul dari klien yang manajemennya tidak memiliki integritas: Perusahaan sebaiknya hanya menerima penugasan yang sesuai dengan kemampuan profesionalnya.
  9. Formulir evaluasi klien, yang berisi komentar auditor sebelumnya dan evaluasi manajemen, harus dibuat untuk setiap klien baru sebelum diterima sebagai klien.


2.6 Kinerja Penugasan
  1. Harus ada kebijakan dan prosedur untuk meyakinkan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh staf audit memenuhi standar profesional yang berlaku, persyaratan perundang-undangan, dan standar pengendalian mutu perusahaan.
  2.  Harus ada Direktur akuntansi dan auditing untuk konsultasi dan mengotorisasi seluruh penugasan sebelum penugasan tersebut selesai.
  3. Pemantauan
  4. Harus ada kebijakan dan prosedur untuk meyakinkan bahwa keempat elemen pengendalian mutut lainnya diterapkan secara efektif.
  5. Partner pengendalian mutut harus melakukan tes prosedur pengendalian mutu paling kurang setahun sekali untuk meyakinkan ketaatan perusahaan terhadap prosedur pengendalian mutu.

Sumber:  Alvin A.Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasly, Auditing and             Assurance Services, An Integrated Approach, 13th Edition, 2011, Prentice Hall         Halaman 38.

Daftar Pustaka
Sukrisno Agoes, 2012, AuditingPetunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Pubik, Edisi 4 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
Alvin A. Arens, James K. Loebbecke, Auditing, An Integrated Approach, 7th Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New York.
Abdul Halim, Pemeriksaan Akuntansi 1, Seri Diktat Kuliah, Universitas Gunadarma, Depok.